Pengkhotbah 9:10, 11:6

Ada sebuah kisah tentang seseorang anak yang tunanetra duduk disebuah tangga sebuah gedung dan dengan sebuah kopi terletak didekat kakinya, yang berisikan beberapa keeping koin. Tangannya memega sebuah papan bertuliskan “ saya buta, tolong saya”. Seorang pria lewat dan memberikan beberapa uang dari sakunya sambil memperhatikan tulisan dipapan milik si anak tunanetra tersebut. Kemudian Pria itu mita izin untuk menulis kalimat baru dibalik papan tersebut. Tak beberapa lama kemudian setelah pria tersebut pergi, topi si anak tersebut tiba2 terisi penuh dengan uang kertas. Si anak tunanetra sangat senang karena banyak orang-orang yang memasukan uang ke dalam topinya. Sore hari pria yang telah merubah kata2 tersebut dating untuk melihat perkembangan yang terjadi. Mendengar langkah tersebut, anak tunanetra tersebut bertany? “ Apakah bapak adalah orang yang mengubah tulisan dipapan saya tadi pagi?, sebenarnya apa yang telah bapak tulis?. “” jawab bapak terebut, Iya saya hanya menuliskan apa yang yang kamu tulis dengan cara yang berbeda. Saya menulis. Hari ini hari yang indah, tetapi saya tidak bisa melihat”. Apapun dikemas secara kreatif pasti akan menarik perhatian banyaka orang
Orang kreatif tidak mengantungkan hidupnya pada keputusan orang lain. Jika dia tidak mendapatkan kesempatan untuk mewujudakan keinginannya melalui suatu wadah, maka dia akan menciptakan kesempatan bagi dirinya, sehingga apa yang diimpikannya menjadi kenyataan. Tak ada kata yang tidak bias atau menyerah didalam hidup seseorang yang kreatif. Karena itu orang yang kreatif tidak akan hidup susah. Kretivitas membuat seseorang lebih produktif.
Mungkin di masa krisis global ini kita mengalami kesulitan keuangan dan kita membutuhkan pemasukan tambahan. Gunakan pikiran secara kreatif untuk menemukan penghasilan tambahan. Dengan modal kecil dan kerja keras kita pasti menemukan jalan keluar atas masalah keuangan.
Jika kita sekreatif orang lain, mintalah agar Tuhan menganugerahkan ide-ide yang bias kita kerjakan. Ambilah waktu mencari ide. Ide bias juga didapatkan melalui majalah, Koran, radio, berita di Tv atau pengalaman orang lain. Bila sudah yakin akan sebuah ide, kerjakanlah dengan sepenuh hati. “ Taburlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu di petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil , atau kedua-duanya sama baik”. (pengkhotba 11:6).

Salam Kami : Renungan harian setiap harinya

Selengkapnya...

MENCAPAI PUNCAK

Pagi-pagi buta, dua orang pemuda mendaki gunung untuk melihat
matahari terbit. Dua jam berlalu. Selama waktu tersebut, semestinya
para pendaki sudah tiba di puncak. Namun, mereka baru menempuh
setengah jalan, karena kerap berhenti kelelahan. Tiap kali
beristirahat, mereka melihat pemandangan indah di bawah. Godaan di
hati acap kali muncul: "Buat apa naik lagi? Di sini saja
pemandangannya sudah indah!" Setelah tiba di puncak, barulah mereka
menyadari betapa mereka rugi apabila berhenti mendaki. Pemandangan di
puncak ternyata jauh lebih indah daripada di tempat-tempat
perhentian.
Perjalanan iman kita ibarat pendakian menuju puncak; menuju
kesempurnaan dan kekudusan. Jalannya sulit dan mendaki. Pada saat
kita penat, godaan terbesar yang kerap muncul adalah perasaan cukup.
Kita merasa sudah cukup lama berjuang. Bukankah hasilnya sudah
tampak, buat apa berjuang lagi? Akhirnya kita mandek; berhenti. Rasul
Paulus tidak ingin hal itu terjadi atas dirinya. Karena itu, ia
bertekad untuk "melupakan apa yang di belakangku" (ayat 13). Ia tidak
mau terpukau dengan segala prestasi yang telah ia raih. Ia berprinsip
"aku belum menangkapnya". Garis akhir belum terlihat. Yang terbaik
masih harus diraih. Kesadaran ini mendorongnya untuk terus maju
berjuang-berlari menuju tujuan.
Apakah Anda penat karena sudah lama berjuang untuk pemulihan diri
ataupun keluarga? Apakah kelelahan membuat Anda ingin berhenti sampai
di sini? Apakah Anda merasa cukup puas hidup di bawah standar yang
Tuhan inginkan? Jangan berhenti sebelum mencapai puncak! Di sana
tersedia berkat yang jauh lebih indah

Nats: Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah
sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga
menangkapnya (Filipi 3:12)
Selengkapnya...

Langganan: Postingan (Atom)